21.2.17

Resensi Buku: Hector and the search for happiness

Aah..udah cukup lama enggak membaca buku, selain buku anak anak yang selau dibaca berulang kali sampe bosan. eh salah, bukan enggak membaca buku, tapi membeli buku. kalo baca sih tetep, sambil ngopi di pagi hari atau malam sekalian. nah berhubung  di deket rumah ada Togamas, yang hanya berjara2km dar rumah, maka disiapkanlah budhget buat buku ini. 
mumpung lagi rajin nulis referenis di IG, sekalian aja dibuat dbahan tulisan di Blog. daripada Blognya kayak tak bertuan.

 Judul Buku: Hector and the search for happiness 
Pengarang: Francois Lelord.


Kisah tentang seorang psikiater, Hector, yang sering mendapati pasien - pasiennya mengeluhkan bahwa mereka tidak bahagia. Padahal secara kasat mata mereka sukses, memiliki keluarga yang menyenangkan, dan materi melimpah. Di suatu titik Hector juga menyadari bahwa ternyata dia juga tidak bisa dikatakan bahagia. Akhirnya dia melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia untuk memahami makna kebahagiaan.
Sepanjang perjalanan, dia mencatat berbagai teori tentang bahagia. Dia menemukan ternyata bahagia bisa berbeda makna untuk setiap orang. Karena cerita dan pandangan mereka juga berbeda. Ada 23 poin tentang kebahagiaan yang Hector temukan di perjalanannya, melalui orang-orang yang dia temui. 

13.12.16

Dongeng Ibuk Fanie #1


Awalnya kemarin lusa, Kanzie minta bacain buku. Udah dapet beberapa, tapi masih sisa banyak, dia keburu ngantuk. Tapi masih pengen dibacain, cuma mereka kalo tidur kan lampu harus dimatikan. Diganti cerita-cerita temennya, temennya Ibuk dll kayak biasanya dia nggak mau. Akhirnya Ibuknya bunuh diri dengan bilang :”Ibuk dongengin aja ya”. Anaknya semangat.
Sambil mikir, sambil nyerocos mulut cerita biar cepet tidur, kan malam minggu #ehapainiapa

Koko yang suka marah
(disini kanzie udah mulai cekikan malu-malu)

Pada suatu hari, tinggallah anak yang bernama Koko. Koko ini suka sekali marah-marah. Segala hal bisa buat dia marah. Mulai bangun tidur, dibangunin Ibunya, dia marah-marah. “aku nggak mau mandi, Adik dulu”. Setelah mandi, disuruh Bapaknya makan sendiri, marah-marah “aku masih ngantuk, kepalaku pusing aku capek pokoknyaaa”. Sampe malam dia marah-marah terus.
Sampai suatu hari, Ibuknya berdoa, semoga si Koko ini nggak cepet marah.
Pagi harinya, Koko bangun tidur, seperti biasa dimandikan sama Ibunya. Koko teriak “aku nggak mau mandi dulu, mesti ibu ini. Aku ngantuk”. Tau-tau ada bercak merah di pipi Koko. Selesai mandi, disuruh makan Koko marah lagi “aku nggak mau makan sendiri, aku pusing. Ngantuk”. Ternyata ada bercak merah lagi di tangan Koko. Sampe di sekolah, Koko bermain bersama temannya. Terus Koko marah “Itu pensilku, jangan gitu! Aku nggak mau sama kamu”! eh, bercak merah ada lagi di hidungnya. Sampe temennya Koko ngeledek “Ih, Koko kok wajahmu ada merah-merah?” Koko makin marah, dan makin banyak bercaknya.
Pulang sekolah, Koko bermain bersama adiknya. Adiknya mau minjem mainan, Koko marah-marah. Bercaknya ada lagi sampe kaki.
Ibu dan Bapaknya datang, Koko marah-marah kenapa kok tubuhnya banyak bercak merahnya? Semakin Koko marah semakin banyak bercak merah. Di wajah, di kaki, di tangan, di perut. Semua tubuh Koko merah warnanya. Koko menangis.
Akhirnya ibu Koko menghampiri Koko kemudian bilang, “Koko, coba Koko minta maaf ke semua orang yang Koko marahi hari ini. Semoga, ketika Koko udah minta maaf, bercaknya hilang”
Koko lantas meminta maaf ke Ibu, bercak Koko di pipi hilang.
Koko minta maaf ke Bapak, bercak di tangan hilang
Koko minta maaf ke adik, bercak Koko di kaki hilang.
Koko minta maaf ke semua orang yang dia marah-marahin hari ini hampir semua bercak di Koko hilang.
Tinggal satu yang belum hilang, bercak di perut Koko yang besar sekali. Akhirnya Koko minta maaf ke Tuhan.
“Ya Allah, maafkan koko ya, Koko sudah marah-marah, ngomongnya tidak baik. Maafin Koko ya Allah”.
 Ajaib, tiba-tiba bercak koko semuanya hilang.

Koko lari ke Ayah Ibunya sambl kegirangan. Kata mereka “Koko boleh marah, kalo ada yang mengganggu Koko. Tapi, Koko marahnya nggak harus pakai marah-marah. Bilang baik-baik bisa kan Koko”.
Sejak saat itu Koko nggak pernah marah-marah nggak jelas lagi. Dia nggak mau ada bercak merah lagi di tubuhnya.

Pas selesai, komentar Kanzie :

 “aku nggak mau cerita itu”
“kenapa zie?”
“Itu kan ceritaku. Itu kan aku ya?”

Hahahahaa..ngerasa ya bro?

Trus dia bilang:
“besok gantian ceritan adik ya. Trus ceritanya bapak ibuk”
“Lha kalo Bapak ibuk cerita apa?”
“Ya cerita kalo marahin aku lah. Kan sama juga suka marah ke aku”

Ampuuuunnnnn naaak....................................

20.10.16

Kenapa?

Kenapa?

Satu kata yang ketika dilontarkan oleh Kanzie, membuat saya (biasanya) bengong sejenak, gagu, dan akhirnya terkadang ikut berpikir.

Zie, minum vitamin dulu ya, biar ga sakit.
Kenapa?

Zie, kalo pipis ditutup pintunya, kan malu.
Kenapa?

Zie, sebentar kalo nemenin kamu Ibuk ta pake kerudung dulu
Kenapa?

Zie, ayo sholat dulu
Kenapa?

Ohya, tetang sholat, saya inget Kanzie penah bertanya kenapa kita harus sholat. Saya jawab, biar dapat pahala, biar dsayang sama Allah. Dan dia balik bertanya " iya,paha itu apa?" Ibuknya ini bingung trus menajwab dengan "Pahala itu ya nanti kita dikasih kesehatan, bla bla... kanzie dengan teriak bertanya lagi " Iya....aku nanyanya Pahala itu bentuknya gimana?"

Balik lagi tentang Kenapa. Tadi malam dia bertanya tentang alm. Rio, teman satu sekolah yang sakit kemudian meningal dunia. Padahal, meninggalnya udah hampir setahun yang lalu

kanzie : Bu, Rio itu kenapa kok meninggal?
Ibuk: Rio itu sakit, dan sakitnya beum ada obatnya.
Kanzie: trus kok meninggal?
Ibuk: ya diambil sama Allah, biar Rio nggak sakit lagi
Kanzie: Allah itu jahat ya
............................
Ibuk: Allah itu sayaang sama Rio. Allah kasihan lihat Rio, makanya rio diambil, biar nggak ngerasain sakit lagi. Kita berdoa ya buat Rio, biar Rio makin seneng di surga.

kemudian Ibuknya yang makin bego ini berpikir. kadang memang, ada saatnya kita berpikir Allah itu jahat, nggak mengabulkan doa kita, ngasih kita cobaan dsb. Tapi nak, percayalah... Allah itu Maha Baik, Maha Pengasih Maha Penyayang. Akan ada saatnya kamu akan mengerti dan menyadari bahwa Allah sungguh Maha Baik ke kita, umatnya. Semoga kalian, kamu dan adik jadi anak yang soleh ya Nak....

16.2.16

Dibalik kerempongan dan keyakinan



Saya ini termasuk golongan ibu-ibu yang rempong, yang mikirnya kejauhan, parno, lebay, dan suka sutris sendiri. Saya akui itu. Saya nggak bangga sih, dan nggak bagus juga jadi Ibu yang kayak gitu. Untungnya, saya punya suami yang sangat bertolak belakang sama saya. Suami yang memang dari sononya woles, tenang. Jadi ketika istri panik membabi buta, si suami yang bertugas menenangkan dan megembalikan ke “jalur” yang benar. Meski nggak semua hal tentang kerempongan ini buruk ya. Ada baiknya, karena segala hal akhirnya saya pikirkan matang-matang, resiko baik buruknya.
Misalnya contoh kecil, tentang mencari sekolah, saya rempong sendiri. Suami lebih memakai kepala dingin. Tujuan apa, pinginnya kayak gimana, budget berapa, udah. Nah saya meski udah tau tujuan kami sekolah yang kayak gimana, berasa nggak lengkap tanpa survey ke beberapa sekolah, nanya sana sini. Dan itu udah saya lakuin mulai Kanzie playgrup. Huahahaha… yah, mungkin ada ya orang yang lebih hepi dengan kerepotan macam gini. Ya contohnya saya ini, berasa hepi dan lega kalo udah survey sana sini.
Apalagi menyangkut situasi jaman sekarang. Yang kekerasan anak, penculikan, LGBT, pornografi, serbuan teknologi dll. Bohong kalau kita nggak parno. Apalagi saya, yang suka terlalu jauh dan lebay mikirnya. Selalu ada rasa kuatir, karena kondisi kami berdua bekerja. Di rumah mereka diasuh oleh duo Emak yang meski saya nggak meragukan kasih sayangnya, tapi apakah cukup. Apakah dengan kondisi ini mereka bisa jadi anak yang baik, aman dan bahagia. Itu yang selalu ada di benak saya.
Tapi dibalik keparnoan itu, saya meyakini satu hal. Membesarkan anak, memang kewajiban kita. Mengusahakan yang terbaik buat anak memang tugas kita sebagai orang tua. Tapi kembali lagi, di balik usaha kita, doa kita, harapan kita sebagai orang tua, ada kuasa Tuhan. Anak, segimanapun kita sayangnya, adalah titipanNya. Nggak menjamin bahwa ketika kita sudah memberikan yang terbaik untuk anak, terus anak kita akan jadi sesuai harapan. Berusaha dan berdoa pasti, tapi ya itu tadi, ada kuasa Tuhan di atas segalanya.

26.10.15

Menyusui Dirga



Sebelum Kanzie lahir, saya selalu berpikir bahwa menyusui itu mudah. Asalkan saya niat menyusui, pasti ASI akan keluar dengan derasnya. Apalagi banyak buku yang saya baca mengatakan bahwa setiap Ibu pasti bisa menyusui. Nyatanya? Saya kesulitan menyusui Kanzie di hari pertama dia lahir sampai kira-kira Kanzie berusia 1,5 bulan. Saya menyusui dia berjam-jam pun, dia masih menangis kelaparan. Diperah cuma bisa basahin corong pompa. Saya stress berat, gabungan antara ekspektasi yang terlalu tinggi, penyesuaian merawat anak untuk pertama kalinya hanya berdua suami dan pertanyaan orang “kok ASI belum bancar?” Dan saya baru menyadari, justru karena saya merasa bersalah dan terlalu mikir bagaimana caranya ASI saya deras, malah justru tanpa sadari itu yang menjadi pemicu seretnya ASI saya. Berapapun pil pelancar ASI yang saya minum, sejumlah botol jamu gejah, segebok daun katuk, berpuluh gelas susu kedelai dan air kacang hijau, kalau saya masih stress, tetap ASI saya nggak akan lancar. Dan stresnya justru karena ASI nggak lancar. Ironis kan?
Akhirnya gimana? Ya Kanzie sih bisa saya susuin sampai 2 tahun. Tapi saya nggak mau melewati kesutrisan itu lagi, jadi sebelum Dirga lahir selain menyiapkan segala peralatan menyusui ada hal lain yang saya persiapkan, yaitu mental saya. Seandainya ASI saya nggak lancar, saya kudu legowo. Usaha itu perlu, tapi gimanapun pasrah terhadap kuasa Tuhan juga penting kan.
14 September 2013, tiba kelahiran si bungsu, Dirga Danendra. Nah sebelum lahir ini, ada drama. Tiga hari sebelum lahir, pulang dari kontrol kandungan, si kakak diare dan muntah sampai akhirnya dini hari kami bawa ke UGD dan dirawat disana. Sampai sehari sebelum Dirga lahir, Kanzie pulang dengan kondisi yang masih lemah. Dan malam sebelum lahiran, di rumah saya diare dan muntah. Ketularan rupanya. Pagi, saya berangkat operasi, dan sebelum masuk meja operasi pun masih muntah dan diare. Bahkan di meja operasi pun diare. Ahahaha…maap ya dokter Imam tercintaaah. Pasiennya jorok iniih. Selesai operasi, saya masih diare hebat sampai puluhan kali, malamnya diinfus dobel dan diinjeksi obat biar nggak sampai dehidrasi. Ketambahan, laporan dari rumah Kanzie masih lemes dan nggak mau makan, meski sudah nggak muntah dan diare. Besok paginya, Kanzie dibawa lagi ke RS, kali ini yang sama dengan tempat saya melahirkan. Cerita suami, pas antri dokter, mereka didatangi suster, langsung disuruh ke IGD karena kondisi Kanzie lemas. Keputusannya harus dirawat lagi, kartena hasil tesnya menunjukkan positif DBD.
Ketika saya dikabari, kondisi masih lemas. Bukan karena operasi sih, tapi karena diare dan badan panas karena dehidrasi. Kepikiran Kanzie banget juga. Dan waktu itu di kamar nggak ada yang nemenin, karena suami juga bingung Kanzie kan. Harusnya dengan kondisi sutris begitu, ASI justru seret kan. Anehnya, kok malah lancar ya. Saya jujur waktu itu nggak begitu mikirin gimana kalo nggak lancar. Yang penting susuin aja. Saking lancarnya, 10 menit nyusuin si Dirga udah terlelap kekenyangan. 

15.9.15

Dear Dirga #3



Halo sayangku Dirga Danendra, alias Kodir Waluyo. Kemarin 14 September kamu dua tahun Nak.. dan bangun tidur di usia dua ini kamu awali dengan…nenen. Hahaha…Ibuk memang masih belum tega mau nyapih kamu. Habis gimana, kalo kamu udah nggak nenen Ibuk, rasanya Ibuk udah nggak punya bayi lagi
Hari sabtu kemarin, buat merayakan ultahmu, seperti biasa Bapak Ibuk memilih ngajak kamu main. Kita ke Batu Secret Zoo, karena kamu suka liat film hewan-hewan di National Geography dan suka main (baca: nglempar) mainan hewan ke mas kanzie kan. Kita ngajak Emak Tutik dan Mbah Nem. Biar mereka seneng, juga sebagai rasa terima kasih Ibuk Bapak, mereka udah dengan telaten, amanah ikut bantuin menjaga kalian berdua, jadi Ibuk Bapak tenang ketika ninggal kalian untuk kerja. 

6.8.15

Pertanyaan tentang Tuhan




Kanzie, 4 tahun, sudah mulai bertanya-tanya tentang Allah SWT. Sudah mulai penasaran. Pertanyaannya macam macam, mulai dari yang standar seperti….
-          Pak, Allah sama superman paling kuat mana?
-          Allah itu dimana? bisa ngeliat kita ya?
-          (pas liat film Lego,ada tokoh yg bisa ngeliat semua orang dari atas) “itu ya Allah?"
-          Buk, kalo kita di Lumajang atau di Jakarta, Allah bisa ngeliat kita?

Sampai yang mungkin agak “nggak sopan” seperti…
-          Kalo Allah marah ya aku nanti sembunyi tinggi ke Bulan sampe Allah nyariin, trus bilang lho, mana Azie kok nggak ada? Mana ya? Gitu..
-          Allah sama Hulk kuat mana?
Ya Allah lah zie. Allah kan yang nyiptain kita semua. Nyiptain Kanzie, Ibuk, Hulk dll…
Enggak, kuat Hulk! Ntar Allah dithes..thes..kalah wis Allah.
     Tapi kami nggak marah meski dia bilang gini. Karena ya, Kanzie kan masih belum tau. Belum ngeh. Tugas kami meluruskan dan menjelaskannya.

      Ada juga yang konyol seperti…
-          (di TV ada ustad pake jubah dan surban putih,berjenggot,lagi di depan masjid besar) Buk,itu siapa?
ustad zie,yg ngajar ngaji,atau kayak yg ngimami kalo kmu Jumatan
*wajah nggak puas*
kenapa?kamu kira siapa?
itu bukan Allah ya? bukan ya?

Sejauh ini, pertanyaan tentang Allah SWT ini lah yang bikin orang tuanya agak panik. Dan saya liat Kanzie juga masih penasaran sebenernya Allah ini bagaimana. Dia tahu, kalo sholat biar dapat pahala, biar disayang Allah. Nggak boleh mukul dll ntar nggak disayang Allah. Malah kalo adiknya mukul dia, Kanzie spontan marahin “Nggak boleh dik, nanti nggak disayang Alloh loh!”
Cuma sepetinya dia masih nggak puas dengan jawaban kami dan masih ada yang mengganjal. Penasaran dengan bentuk Allah, Alloh dimana dll. Alhamdulilah, di Facebook bertebaran jawaban yang baik untuk pertanyaan tentang ini. Tapi, saya baca emang masih belum pas untuk seusia dia. Contohnya ketika ada pertanyaan “Allah itu dimana? Di situ dijelaskan kita lebih baik menjawab dengan: Nak, Allah itu bersemayam di Arasy. Allah dekat dengan kita. Allah itu selalu meliputi hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, kekuasaan Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada. Menurut kami, sepertinya kurang sesuai untuk seusia Kanzie. Nanti kalo dia sudah lumayan memahami, jawaban itu pasti pas. Jadi pelan-pelan kami jawab selain sesuai jawaban yang benar juga yang sesuai usianya. Bismilah ya Nak…. Bapak Ibuk senang dapat pertanyaan ini dari kamu. Sekali lagi, kamu buat Bapak Ibuk belajar lagi dan lagi.

PS:ini ada dua link yang bagus untuk referensi jawaban ini, dan ini